Gowes atau bersepeda merupakan salah satu olahraga yang digandrungi, bukan hanya oleh kaum milenial saja, melainkan banyak penikmat gowes dari kalangan golongan "orang tua" dan "veteran". Banyak sekali trek yang bisa dilalui, ada yang demen hanya melintasi jalan beraspal di perkotaan, ada yang ingin mengetahui bagaimana rute-rute pedesaan, atau bahkan yang lebih ekstrim yaitu tertantang untuk melahap rute pegunungan penuh tanjakan dan turunan.
Segmen tanjakan dalam sebuah rute sepeda termasuk salah satu segmen yang banyak mendapatkan perhatian dari para goweser. Tidak sedikit goweser yang menaruh rasa penasaran untuk bisa menaklukan sebuah tanjakan yang terjal. Bahkan ada goweser yang suka mengulangi gowes di tanjakan tertentu untuk sekedar mendapatkan hasil catatan waktu terbaik.
Gowes di tanjakan sering
dihubungkan dengan tingkat kemampuan seorang goweser, misalnya dalam STRAVA
kemampuan bersepeda pada sebuah segmen tanjakan dirangking berdasarkan
kecepatan (speed)
atau waktu tempuh (elapsed time). Bagi goweser yang
memiliki speed tercepat
diberikan gelar atau mahkota dengan sebutan KOM (King of Mountain)
bagi laki-laki dan QOM (Queen of Mountain) bagi perempuan.
Pada kesempatan kali ini akan dibahas pendekatan ilmu fisika
dasar untuk menjelaskan fenomena gowes di tanjakan dengan menggunakan
rumus-rumus sederhana berdasarkan Hukum Newton. Pembahasan akan difokuskan pada
pengaruh gaya gravitasi bumi dan gaya gesekan terhadap performa gowes di
tanjakan, sedangkan faktor lainnya seperti pengaruh kecepatan angin, losses akibat
mekanika sepeda dan efisiensi penggunaan kalor tubuh akan diabaikan terlebih
dahulu dan akan dibahas pada kesempatan berikutnya.
Persamaan Gaya Saat
Gowes di Tanjakan
Gaya-gaya yang bekerja pada goweser dan sepedanya yang sedang
melaju pada suatu segmen tanjakan terdiri dari gaya yang dihasilkan oleh
goweser itu sendiri (Fa),
gaya gravitasi (Fg),
gaya normal (N) dan gaya gesekan (fS). Dalam Gambar 1 tampak bahwa gaya gravitasi terdiri dari dua
komponen, yaitu komponen gaya gravitasi yang sejajar dengan bidang tanjakan (Fgy)
dan komponen gaya gravitasi yang tegak lurus dengan bidang tanjakan (Fgx).
Bila massa (berat) goweser dan sepedanya adalah m, percepatan gravitasi adalah
g, koefisien gesekan adalah m (baca: miu) dan sudut kemiringan tanjakan adalah
a (baca: alfa) maka pada saat sepeda melaju dengan kecepatan tetap v persamaan
gaya yang bekerja pada goweser tersebut adalah:
|
Komponen Gaya Gravitasi Yang Sejajar Dengan Bidang Tanjakan
Komponen gaya ini menyebabkan goweser merasakan seperti ada yang
menarik dari belakang saat gowes di tanjakan. Hal ini disebabkan komponen gaya
gravitasi ini arahnya berlawanan dengan arah laju goweser, yaitu menuju ke arah
dasar tanjakan. Seperti tampak pada gambar 1, besarnya komponen gaya ini adalah
sebagai berikut:
|
Untuk keperluan
praktis sehari-hari, terutama terkait dengan rute sepeda, nilai sudut a (alfa)
biasanya dinyatakan dalam gradient, yaitu perbandingan antara jarak vertikal dengan jarak
horizontal dari tanjakan. Nilai sudut a (alfa) ditentukan sebagai berikut: