Peserta didik pada umumnya sudah memiliki potensi dan karakter jujur sejak dilahirkan. Namun lingkungan keluarga, sekolah dan lingkungan masyarakat akan berpengaruh dalam perkembangan potensi dan karakter jujur tersebut. Pengaruh lingkungan internal yang kondusif akan menumbuhsuburkan segala potensi dan karakter jujur.
Penanaman karakter jujur yang bagus di lingkungan keluarga sejak dini akan berkembang dengan baik bila lingkungan sekolah dan masyarakat sejalan dalam membangun karakter anak. Karakter jujur dapat dipandang dalam dimensi jujur kepada diri sendiri, jujur kepada Allah SWT dan jujur kepada orang lain. Jujur kepada diri sendiri berkaitan dengan mengakui kesalahan dan kekurangan diri sendiri serta berusaha untuk memperbaikinya.
Ada orang yang berkata, orang pintar itu banyak tapi orang yang jujur itu sangat sedikit. Untuk itu pendidikan karakter kejujuran harus ditanamkan sejak dini, baik di lingkungan keluarga maupun sekolah, agar anak menjadi generasi penerus yang berguna bagi nusa, bangsa dan agama.
Siswa yang memiliki karakter kejujuran adalah siswa yang batinnya cenderung lurus atau tidak curang sehingga mempengaruhi pikirannya (akalnya) untuk selalu mencari cara berbuat jujur yang kemudian diwujudkan dalam sikap dan tingkah lakunya baik terhadap dirinya maupun terhadap lingkungannya.
Kecenderungan siswa yang memiliki karakter jujur akan berusaha untuk selalu berbuat jujur, bahkan bisa jadi mencegah orang lain berbuat tidak jujur, atau cenderung mengkritik atau membenci teman atau lingkungannya yang tidak jujur.
Contoh lain juga dapat kita lihat pada kegiatan belajar di sekolah. Siswa yang duduk di bangku sekolah dasar, sering mengalami kesulitan dalam menerapkan sikap jujur ketika proses belajar berlangsung. Terkadang mereka terlihat bertingkah laku dengan jujur, tapi tanpa kita sadari ketika materi yang diberikan oleh guru bidang studi belum dapat dipahami, mereka menyembunyikan hal itu. Mereka bahkan mengatakan bahwa mereka telah memahami materi tersebut. Hal ini dengan sendirinya akan mengajak mereka untuk berbuat tidak jujur terhadap mata pelajaran yang mereka pelajari.
Cara Menumbuhkan Sikap Jujur
Segala sesuatu bila dibiasakan, niscaya akan menjadi sebuah kebiasaan. Entah itu yang baik ataupun yang buruk. Membiasakan diri untuk selalu jujur, walaupun dalam hal yang dalam pandangan kita kecil, akan membuat kejujuran menjadi kebiasaan kita. Jangan meremehkan hal yang kecil, sebab sesuatu yang besar bermula dari yang kecil. Terkadang tanpa sadar kita mengajarkan anak untuk berbohong.
Keluarga berperan penting dalam menumbuhkan nilai-nilai kejujuran pada anak. Orang tua menjadi pendidik utama dan pertama untuk menanamkan karakter jujur melalui metode pendidikan yang dianut dalam lingkungan keluarga. Karakter jujur tidak bisa diajarkan melalui doktrin belaka melainkan melalui contoh dan keteladanan orang tua. Jika kedua orang tua sudah membiasakan diri sejak awal bersikap dan bertingkah laku jujur, anak akan menurutinya. Anak pada hakikatnya lebih cenderung meniru sikap dan karakter orang tua. Cukup beralasan mengapa lingkungan keluarga menjadi pilar utama dalam menanamkan karakter jujur pada anak. Anak memulai kehidupan dari lingkungan keluarga sebelum terjun ke lingkungan lain (sekolah dan masyarakat).
Anak yang semula berkarakter jujur akan berubah jadi pembohong atau pendusta jika mereka berada di lingkungan yang kurang kondusif. Namun anak yang berada dalam lingkungan sekolah yang baik akan menumbuhsuburkan nilai-nilai kejujuran yang sudah dimiliki anak. Sistem dan proses yang berlangsung di lembaga sekolah hendaknya berorientasi pada nilai kejujuran peserta didik. Hasil yang hendak diraih perlu diraih dengan kejujuran. Larangan mencontek dalam ujian merupakan salah satu bentuk proses penanaman nilai kejujuran pada peserta didik.
Selain di lingkungan keluarga dan sekolah, anak akan bergaul di lingkungan masyarakat di sekitarnya. Warga masyarakat tempat dimana anak berada berkewajiban mengontrol nilai-nilai karakter jujur pada anak. Jika anak melakukan kecurangan atau kebohongan, masyarakat dimana anak bergaul harus mengingatkan. Hal ini bukan memarahi melainkan mengingatkan pada anak bahwa kejujuran itu penting. Orang jujur akan disenangi oleh masyarakat dan disayangi oleh Allah SWT. Penanaman dan pengembangan karakter jujur pada anak memang tidak semudah membalik telapak tangan. Kedua orang tua maupun guru di sekolah perlu memperhatikan masalah karakter jujur ini melalui contoh dan tauladan yang nyata.
Sistem dan proses pendidikan di lembaga sekolah perlu berorientasi pada penanaman nilai karakter jujur pada anak melalui disiplin ilmu yang dikembangkan di sekolah. Namun lingkungan masyarakat di sekitar anak perlu secara proaktif mendukung gerakan penanaman karakter jujur pada anak.