Mendengarkan Kata Hati atau Nasihat Orang Tua?

4 min read

Masa muda merupakan masa di mana terdapatnya keinginan yang sangat kuat untuk melakukan apapun yang diinginkan. Kadang hal yang sangat kecil pun bisa menjadi besar bila dihadapkan oleh seorang anak yang jiwanya masih labil. Perkembangan zaman yang membawa trend pergaulan serta gaya hidup yang semakin maju membuat para pemuda menjadi sosok yang seolah-olah menjadi sorotan utamanya. Katakanlah setiap perkembangan mode saat ini pasti akan ditirukan oleh sang anak yang ingin menunjukan jati dirinya.

Di sinilah peran orang tua sangat dibutuhkan untuk tetap mendidik dan mengawasi putra-putrinya agar tidak terlalu mengikuti pergaulan yang salah. Orang tua memang berkewajiban penuh untuk mengurusi putra-putrinya karena mereka sayang dan peduli, mereka tak ingin kelak anak-anaknya menjadi generasi yang gagal. 

Tetapi faktanya anak-anak yang jiwanya masih labil memandang sikap orang tua yang seperti itu sebagai hal yang berlebihan. Para anak-anak khususnya pemuda yang menginjak usia remaja kadang lebih mengutamakan kata hatinya dari pada nasihat orang tua.

Menghadapi anak yang tercermin seperti ilustrasi di atas akan menjadi tantangan sendiri bagi orang tua. Di satu sisi orang tua ingin mendidik anak agar lebih disiplin, namun di sisi lain mereka tidak ingin anak tumbuh dengan trauma karena pola asuh yang salah.

Dalam Islam, pendekatan untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan mengedepankan nilai-nilai kasih sayang. Ini merupakan metode mendidik anak dalam Islam yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW.

Namun, metode tersebut mungkin dapat membuat anak justru semakin manja. Lantas, bagaimana sebaiknya cara mengatasi anak yang susah diatur menurut Islam dengan benar?

Cara Mengatasi Anak yang Susah Diatur Menurut Islam

Mendidik anak dalam Islam pada dasarnya mencontoh perilaku Nabi Muhammad SAW dalam membina keluarga dan sahabatnya. Sebab, segala sesuatu yang dilakukan oleh beliau merupakan manifestasi dari kandungan Al Quran.

Namun, Mufaithatut Taubah dalam jurnal Pendidikan Anak dalam Keluarga Perspektif Islam menjelaskan, dalam pelaksanaannya, Rasulullah memberi kesempatan pada umat Muslim untuk mengembangkan pola asuh sendiri selama itu tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam.

Begitu pula dengan cara mengatasi anak yang susah diatur menurut Islam. Pasangan Muslim boleh menerapkan metode mereka sendiri dengan tetap memperhatikan prinsip mendidik anak yang dicontohkan Rasulullah. Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan:

1. Memberi Perhatian Lebih pada Anak

Mengutip Buku Pintar Parenting tulisan Nur'ibad, salah satu alasan kenapa anak susah diatur adalah kurangnya perhatian dari orang tua. Alhasil, anak akan mencari cara lain untuk mendapatkan perhatian mereka, misalnya dengan menunjukkan sikap kepala serta melawan atau membantah orang tua.

Memberi perhatian kepada anak akan membuat mereka merasa dihargai dan dicintai, sehingga mereka cenderung lebih patuh dan terbuka. Ajaklah mereka berbicara, dengarkan omongan mereka, dan tunjukkan minat pada aktivitas yang mereka lakukan. Dengan menjalin ikatan emosional yang kuat, anak akan merasa nyaman dan lebih mudah diatur.

2. Menasihati Anak

Memberikan nasihat dengan cara yang tepat bisa meluluhkan hati anak agar lebih patuh pada orang tuanya. Dalam Islam, nasihat hendaknya disampaikan dengan penuh kasih sayang dan lemah lembut. Meski terdengar sulit dan melelahkan, anak perlahan akan mendengarkan nasihat tersebut dan meninggalkan sifat susah diaturnya.

3. Menjadi Teladan bagi Anak

Nasihat saja tidak cukup jika tidak diikuti dengan keteladanan yang baik. Anak tidak akan mengikuti nasihat tersebut jika kedua orang tua juga tidak melaksanakannya.

Selain itu, anak-anak juga cenderung meniru perilaku orang tua mereka. Jadi, sebagai orang tua, pastikan Anda telah menunjukkan sikap dan perilaku yang sesuai dengan ajaran Islam. Jika ingin anak memiliki akhlak mulia, tunjukkan akhlak tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

4. Berikan Penghargaan

Memberikan penghargaan atau reward atas perilaku baik anak menjadi alternatif untuk menghadapi mereka ketika susah diatur. Imbalan tersebut tidak harus berupa materi, tetapi juga bisa berupa pujian atau senyuman. Dengan demikian, anak akan merasa termotivasi untuk menuruti perintah orang tuanya.

5. Bersikap Adil

Adil tidak hanya berarti memperlakukan anak-anak dengan sama rata, tetapi juga memahami kebutuhan, kemampuan, dan kepribadian masing-masing anak. Hindari membanding-bandingkan satu anak dengan yang lain, karena hal ini bisa menimbulkan perasaan cemburu di antara mereka.

6. Memberikan Hukuman

Dijelaskan dalam jurnal Metode Mendidik Anak dalam Pandangan Islam oleh Fitri Rayani Siregar, pasangan Muslim bisa memberikan hukuman pada anak sebagai tindakan tegas untuk melatih kedisiplinan mereka.

Hukuman diberikan sebagai jalan terakhir apabila cara-cara sebelumnya tidak ampuh. Berikan ganjaran kepada anak apabila tingkah laku mereka sudah melewati batas, apalagi jika tidak sesuai dengan nilai-nilai Islam.

Hukuman dapat diawali dengan teguran langsung. Jika anak tetap tidak mau menurut, orang tua dapat mengambil langkah tegas dengan memberi hukuman sesuai kesalahan yang dilakukan anak. Sesuaikan hukuman dengan kepribadian anak dan pastikan pula ganjaran yang diberikan tidak berlebihan agar tidak menyebabkan trauma pada  anak.


Anda mungkin menyukai postingan ini

Posting Komentar