Puasa bukan sekadar menahan lapar dan dahaga. Puasa merupakan ibadah individual sekaligus sosial yang bertujuan untuk membentuk manusia yang lebih baik. Bagaimana agar ibadah puasa Ramadhan yang kita laksanakan dapat mengubah pribadi kita menjadi lebih baik?
Bisa Anda jelaskan bagaimana sejarah awal puasa?
Puasa sejatinya bukan hanya ada dalam tradisi Islam yang dibawa Nabi Muhammad SAW, jauh sebelumnya, umat agama lain juga melakukan puasa. Hal ini ditegaskan dalam surat al-Baqarah ayat 183, yang artinya, Hai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan kepada orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa.
Dalam ayat di atas Allah tidak menyebutkan, qablikum itu siapa saja? Umat-umat agama terdahulu sudah jelas, dan ternyata jika kita lihat dari perkembangan sejarah, umat-umat terdahulu yang tidak diturunkan wahyu secara formal oleh Allah juga telah melakukan puasa. Orang-orang Mesir kuno jauh sebelum Nabi Ibrahim juga telah melakukan puasa.
Apakah cara berpuasa mereka sama dengan umat Nabi Muhammad?
Cara berpuasanya tentu berbeda-beda. Misalnya orang Yahudi. Orang-orang Yahudi melakukan puasa pada 10 Safar untuk memperingati keselamatan Nabi Musa setelah berhasil menyeberangi lautan dan terbebas dari kejaran Fir'aun. Puasa yang mereka lakukan dari siang sampai tengah malam dengan tidak makan daging, dan hanya makan sayur-sayuran.
Ada pula puasa yang dilakukan Pythagoras, seorang ahli matematika yang memerintahkan murid yang ingin menimba ilmu kepadanya untuk terlebih dahulu melakukan puasa. Puasa yang dilakukan boleh makan dan minum, hanya saja tidak diperbolehkan berbicara selama tujuh jam dan harus dilakukan selama tiga tahun berturut-turut. Hal ini sangat efektif untuk menjaga hati dan pikiran tetap bersih dan suci.
Nah, bagi umat Islam, puasa diwajibkan di bulan suci Ramadhan. Itu merupakan perintah dari Allah khusus kepada umat Islam yang menjadikannya berbeda dengan umat lain. Tentunya dengan ketentuan dan tata cara yang telah ditetapkan dengan sempurna. Puasa yang dijalankan oleh umat Islam lebih ringan karena hanya dilaksanakan satu bulan, yakni di bulan Ramadhan.
Sejak kapan puasa Ramadhan mulai diwajibkan bagi umat Islam?
Puasa Ramadhan mulai diwajibkan setelah Nabi Muhammad hijrah dari Mekah ke Madinah, tepatnya di tahun kedua hijriah. Saat di Mekkah belum ada perintah puasa, karena ajaran yang ditekankan pada saat itu adalah masalah akidah dan akhlak, dan itu adalah hal yang paling sulit.
Menurut Anda apa hikmah yang bisa kita petik dari puasa Ramadhan?
Puasa dapat mendekatkan diri kita kepada Tuhan. Di dalam salah satu ayat puasa yaitu surat al-Baqarah ayat 186 yang artinya,Dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah) bahwasanya Aku adalah dekat. Di dalam ayat tersebut disebutkan bahwa Allah itu dekat, sehingga hikmah dari melaksanakan puasa adalah lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Dengan berpuasa kita akan merasa lebih dekat dengan Tuhan. Hal ini dapat mendidik kita untuk berlaku jujur. Misalnya saat berpuasa kita tidak makan sebelum waktunya berbuka, meski makanan tersebut milik kita dan tidak ada orang yang melihat perbuatan kita. Hal tersebut kita lakukan karena kita merasa dekat dan selalu diawasi oleh Allah.
Jika terdapat orang yang berpuasa namun tidak jujur, itu akan menghilangkan pahala dari puasa yang ia jalankan Orang yang demikian hanya mendapat lapar dan haus saja, seperti halnya orang-orang korupsi, yang mengambil milik orang lain yang bukan haknya, Â mereka berpuasa hanya sebatas menahan lapar dan haus, namun ibadahnya sia-sia. Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga. (HR. Ath Thabrany).
Puasa tidak hanya menahan haus dan lapar. Tujuan akhir dari berpuasa adalah menjadi manusia yang baik.
Bagaimana agar puasa dapat membentuk manusia yang baik?
Saat berpuasa, kita merasa ada yang mengontrol. Tuhan dekat dengan kita. Apa yang kita lakukan selalu merasa diawasi. Dengan begitu kita akan selalu berlaku jujur.
Mengikuti sifat-sifat Tuhan. Maksud dari mengikuti sifat Tuhan adalah karena Dia (Allah) tidak butuh makan, tapi Dia memberi makan makhluk ciptaan-Nya. Dan dengan berpuasa akan melatih sikap tersebut, karena saat berpuasa manusia akan menahan nafsunya terutama lapar dan haus yang merupakan kebutuhan pokok manusia, sehingga dapat merasakan penderitaan kaum dhuafa yang sering merasakan hal tersebut. Dengan begitu, akan menumbuhkan jiwa sosial manusia yang pada akhirnya mau berbagi dan memberi kepada orang miskin semampunya.
Di dalam filsafat, ibadah merupakan epistemologi, yaitu salah satu metode untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Puasa merupakan salah satu metode untuk mendekatkan diri kepada Tuhan, sama halnya seperti salat dan ritual yang lain. Namun, bukan itu yang terpenting. Yang terpenting adalah menghubungkan diri dengan Tuhan dari segi aksiologinya, dari segi nilai, sejauh mana ibadah itu memberikan implikasi di kehidupan nyata dengan baik, untuk kebaikan sesama. Oleh sebab itu, orang yang sedang puasa tidak boleh jahat.
Jadi puasa itu dapat meningkatkan kesalihan kita, tidak hanya kesalihan individual dengan melakukan ritual ibadah, melainkan juga dengan kesalihan sosial yakni dengan berbagi kepada sesama. Karena sesungguhnya ibadah sosial lebih tinggi kedudukannya dari pada ibadah ritual.
Keutamaan apa saja yang harus dilakukan selama bulan Ramadhan?
Bulan Ramadhan adalah bulan diturunkannya Al Quran. Ayat yang pertama turun adalah Iqra. Bulan Ramadhan adalah bulan ilmu. Prioritas utama adalah mendalami ilmu, karena ilmu lebih dari segala-galanya. Ilmu yang bermanfaat akan menyelamatkan kita nanti di akhirat.