MGMP IPA SMP Kab. Lumajang, Wadah Meningkatkan Keprofesionalan Guru IPA

Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dewasa ini menjadi organisasi profesi yang berperan strategis bagi Guru dalam Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB), dari tiga (3) pilar PKB yaitu Pengembangan Diri, Publikasi Ilmiah dan Pengembangan Karya Inovatif minimal dua (2) yaitu Pengembagan Diri dan Publikasi Ilmiah dapat difasilitasi dalam organisasi MGMP

Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) sebagai asosiasi atau himpunan guru memegang peranan strategis untuk meningkatkan dan memperkuat kompetensi guru melalui diskusi dan pelatihan. Peran utamanya adalah memfasilitasi guru dalam bidang studi yang sama dalam bertukar pendapat dan pengalaman. 

Selain pengembangan keprofesian berkelanjutan seperti yang tersampaikan di atas, kegiatan rutin dalam forum  MGMP IPA SMP Kabupaten Lumajang yang sering dilakukan di awal pertemuan adalah diskusi tentang masalah yang terjadi pada proses pembelajaran. Misalnya bagaimana cara meningkatkan ketertarikan siswa pada mata pelajaran yang diampu, menyusun dan mengembangkan silabus, program semester, dan rencana program pembelajaran. 

Namun seiring berjalannya waktu, jumlah guru yang rutin mengikuti kegiatan  MGMP  terbilang fluktuatif dan cenderung mengalami penurunan. Untuk itu diperlukan terobosan-terobosan baru yang menarik dan merasa diperluan oleh peserta. 

Agar kegiatan MGMP bermanfaat dan dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan para anggotanya, hendaknya para anggota dilibatkan pada setiap tahapan kegiatan organisasi seperti tahap perencanaan program, pelaksanaan, dan tahap evaluasi. Namun hasil pengamatan menunjukkan bahwa  para guru pada dasarnya hanya dilibatkan dan terlibat secara optimal pada tahap pelaksanaan aktivitas MGMP saja. Guru tidak banyak  dilibatkan pada tahap perencanaan seperti dalam penyusunan program maupun  penetapan jadwal.  Terlihat bahwa peranan pengurus lebih dominan dan penyusunan program ini juga tidak dilakukan melalui analisis kebutuhan guru. Begitu juga halnya pada tahap evaluasi, di mana guru hanya sebagai objek evaluasi, yaitu orang yang dievaluasi.

Sementara kita tahu bahwa pada suatu organisasi, anggota merupakan inti suatu organisasi. Pelibatan penuh anggota memungkinkan kemampuan mereka digunakan untuk manfaat organisasi. Mereka harus dilibatkan pada setiap proses untuk menyusun arah dan tujuan serta peralatan yang dibutuhkan untuk mencapai mutu, sehingga setiap individu akan terlibat dan memiliki tanggung jawab untuk mencari perbaikan yang terus menerus terhadap proses yang berada pada lingkup tugasnya (Umiarso dan Gojali, 2010:153). 

Begitu pula halnya dengan MGMP yang merupakan organisasi non struktur, bersifat mandiri, dan berasaskan kekeluargaan.  Ketika guru diundang hanya untuk mengikuti pelaksanan saja, maka mereka merasa hanya sebagai tamu undangan, tetapi jika mereka dilibatkan pada setiap tahapan kegiatan MGMP seperti perencanaan dan pengendalian, mereka akan ikut merasa memiliki. Hal ini tercermin dari prinsip kerja MGMP yaitu dari guru, oleh guru, dan untuk guru (Zamroni, 2002).

Penguasaan guru dalam merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswanya (kompetensi pedagogik) memanglah penting agar materi yang disampaikan akan mudah dipahami dan diinternalisasi oleh siswa. Namun penguasaan materi adalah hal yang paling penting, karena sepintar-pintarnya guru menyampaikan materi pembelajaran, akan terjadi salah konsep jika guru tersebut tidak menguasai materi yang diajarkannya secara mendetail.

Hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah ini adalah dengan menambah porsi untuk  materi-materi yang berkaitan dengan konten dalam kegiatan MGMP. Materi-materi IPA untuk tingkat SMP banyak, namun tidak mungkin dapat diberikan semua pada waktu satu tahun.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال